PONDOK PESANTREN AL-HIKMAH
Palirangan, Solokuro, Lamongan 62265
Tumbuh Bersama Masyarakat dan Pemuda
Problem
Indonesia Kontemporer
Muqaddimah.
Dengan nama Allah yang maha pengasih penyayang, segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw. dan orang-orang mengikuti petunjukNya.
Ibnu Kholdun dalam “ Muqaddimah” nya berpendapat bahwa suatu negara berlaku kaidah hidup, berkembang dan mati. Artinya setiap permulaan terdapat akhiran yang berlaku dalam masa-masa tertentu. Untuk menjaga peralihan suatu daulah diperlukan beberapa anasir: keadilan, ekspansi kekuasaan, perbaikan ekonomi, ilmu dan pendidikan dan nasionalisme.
Kejatuhan Indonesia dengan krisis multi dimensi sejak tahun ’96 yang dimulai dengan krisis moneter rasanya teramat sulit untuk bangkit dan keluar dari kemelut yang berkepanjangan. Berbagai teori diuji cobakan untuk mengentaskan indonesia dari krisis ini tetapi selalu berujung dengan kepahitan dan kekecewaan. Ibarat menambal kain yang robek dengan sobekan kain itu sendiri. Bagian lain tertutup, tetapi bagian yang lainya terkuak demikian seterusnya.
Berkaca dari kejatuhan umat-umat terdahulu, Abu bakar sidiq pernah bertanya kepada Rasulullah Saw. tentang rambut Beliau yang mulai beruban isyarat ketuaan atau beban yang berat
أراك شبت يا رسول الله ؟ فقال : شيبتني هود وأخواتها.
Saya melihatmu sudah beruban ya Rasulullah ? Rasul menjawab : Hud dan saudar-saudaranya yang menyebabkan uban ketuaanku.
Tersentaklah kita untuk kemudian melacak kebenaran Sabda Rasulullah Saw. tentang kehancuran umat terdahulu. Kaumnya Nabi Nuh misalnya; mereka takabur dan menghina fakir-miskin dan orang-orang yang lemah. Maka berkatalah pemimpin-peminpin yang kafir dari kaumnya: kami tidak melihat kamu kecuali seorang manusia seperti kami. Dan kami tidak melihat orang-orang yang mengikutimu melainkan orang-orang yang hina diantara kami yang lekas percaya dan kami tidak melihat kamu memiliki suatu kelebihan apapun atas kami, bahkan kami yakin bahwa kamu adalah orang-orang yang dusta. Qs. Hud 276.
Selanjutnya lihatlah kaum ’Ad yang kemudian dimusnahkan Allah dari muka bumi ini ( Qs. Hud 59 ), kaumnya Nabi Luth yang bangga dengan Homo dan Lesbi ( Qs. Hud 82 ), dan beberapa umat terdahulu yang pernah jaya dizamannya.
Kejatuhan Indonesia ( kalau boleh dikatakan sudah jatuh ) atau keterpurukannya tidak lepas dari fenomena transendental dan realitas yang terjadi. Penyimpangan-penyimpangan terhadap nas-nas al qur-an dan Hadits-hadits Rasul sudah sangat memprihatinkan. Demikian pula pelanggaran yang dilakukan bangsa ini terhadap hak Allah yang mutlak, berakibat keterpurukan dan kehancuran. Telah tampak kerusakan di darat dan di laut yang disebabkan oleh tangan-tangan kotor manusia supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari apa yang mereka perbuat, agar mereka kembali ke jalan yang benar. ( Qs. Ar rum 41 ).
Problem kontemporer.
Bila Ibnu Khaldun melihat kelangsungan dan kejayaan suatu negara ditentukan oleh lima faktor, maka kelima faktor itu tidak satupun dapat dibanggakan dinegeri ini. Heteroginitas bangsa dan berkurangnya nasionalisme punya andil yang sangat besar dalam memicu lemahnya indonesia ke depan. Problematika yang akut nyaris tidak terselesaikan yang telah membumi bersama kultur budaya bangsa Indonesia dengan beragam suku, agama dan ras.
Hepotesa ini mengajak pemerhati untuk mencermati problema bangsa indonesia yang karenanya perbaikan mengalami stagnasi dan mandek.
1. Nasionalisme. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarah dengan seluruh kepemilikannya. Tanpa rasa memiliki akan melemahkan daya juang ( Mujahadah ) untuk membela diri ( Difa’ anin nafsi ). Nasionalisme dapat diukur dengan barometer kebanggaan kita terhadap produk hasil karya sendiri.
Hadits Rasul Saw. Ditanyakan kepada Rasulullah, pekerjaan apakah yang paling baik ?. Rasul menjawab: pekerjaan seseorang dengan tangannya sendiri dan setiap penjualan yang baik. ( mustadrak Buchori Muslim )
Sejarah adalah karya besar bangsa terdahulu. Memahami dan mempelajarinya adalah keharusan untuk ibrah agar tidak mengulangi kesalahan yang pernah dilakukan oleh pendahulu. Kejujuran didalam penulisan sejarah sangat diperlukan untuk menjaga akurasi informasi buat generasi penerus untuk selanjutnya memberikan advokasi kepada bangsa sendiri. Tetapi sayang, kita sering terlalu bangga dengan bangsa lain dan bahkan tidak punya rasa malu membela kepentingan bangsa lain sekalipun menjerumuskan bangsa sendiri. Nasionalisme yang tergadaikan. Na’udlu billah.
Hadits Rasul Saw. Tolonglah saudaramu yang dlolim atau didlolimi ( Hr. Muslim )
2. Ashobiyah. Tidak dipungkiri adanya multi rasial dinegeri ini dengan tradisi dan adat-istiadat yang beragam. Tetapi kepentingan golongan ( ashobiyah ) jauh lebih kuat dan dominan daripada ras yang beragam sehingga mengalahkan tuntunan agama dan tuntutan rasional. Mengalahkan kepentingan umum untuk kepentingan ras dan golongan.
Hadits Nabi Saw. Barangsiapa yang meninggal dunia karena ashobiyah, maka meninggalnya termasuk meninggal jahiliyah. ( Hr. Ahmad )
3. Kultus individu. Menghormat dan memulyakan yang lebih tua adalah suatu keharusan. Tetapi penghormatan yang berlebihan akan mengurangi daya kritis seseorang terhadapnya. Meniru dan mengikuti jejak pendahulu yang telah berhasil sangat diperlukan. Tetapi meniru tanpa analisa adalah kedunguan. Oleh karena itu menjaga keseimbangan dengan tetap kritis dan menghormat adalah sesuatu yang terpuji.
Umat terdahulu menjadi musyrik dan kufur terhadap Allah adalah karena kultus individu ( ghullu ) terhadap orang shaleh dan para pembesar dan pemimpin.
Hadits Nabi Saw. Hati-hatilah engkau sekalian terhadap kultus individu ( ghullu ) terhadap orang shaleh karena hancur dan rusaknya orang-orang sebelum kamu adalah karena kultus individu. ( Hr. Ahmad )
4. Keadilan. Adil adalah meletakkan sesuatu pada tempatnya. Melakukan sesuatu secara proporsional dan profesional. Kenyataan ini belum kita dapatkan secara menyeluruh, bahkan tampak njomplang dalam kehidupan bernegara. Hukum, pendidikan, kesehatan, kesempatan kerja, kebebasan dan lain-lain. Maka akibat yang terjadi adalah ketidak puasan dan tuntutan masyarakat untuk mendapatkan keadilan dalam seluruh lini kehidupan.
Firman Allah: Wahai orang-orang yang beriman hendaklah kamu sekalian menjadi orang-orang yang menegakkan kebenaran karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali karena kebencianmu terhadap suatu kaum menjadikanmu tidak adil. Maka berbuatlah adil karena keadilan itu mendekati kepada taqwa. ( Qs. Al ma’idah 8 )
5. Ekonomi. Indikator negara maju dan kaya dapat diukur dengan pendapatan perkapita ( GNP ) penduduk yang tinggi. Praktek selama indonesia merdeka, kesetaraan dalam pendapatan penduduk sangat mencolok. Yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin dililit kemiskinan. Artinya pertumbuhan ekonomi indonesia sangat tidak merata. Sirkulasi keuangan beredar dari yang kaya kepada yang kaya, dari perusahaan satu kepada perusahaan yang lain dan tidak ada yang berhenti dikantong simiskin. Kekuatan ekonomi kecil sangat diabaikan sehingga mudah kollaps dan limbung diterpa badai.
Firman Allah : …….. supaya harta itu tidak beredar dikalangan orang-orang kaya saja diantara kamu. ( Qs. Al hsyr 7 )
-
Pendidikan. Terminologi islam mewajibkan setiap muslim untuk mencari ilmu tanpa ada batasan usia. Tetapi kenyataan ini sangat memilukan, karena masih sangat banyak anak-anak indonesia yang tidak dapat menikmati pendidikan sebagaimana layaknya. Kalaupun belakangan terdapat BOS, tetapi biaya dan keperluan sekolah masih sangat tinggi. Ketertinggalan kelompok miskin semakin dirasakan pahit ketika harus berhenti karena tidak bisa meneruskan pendidikan yang lebih tinggi. Maka sudah bisa dipastikan bahwa anak yang dapat bersekolah tinggi dan bonafid karena orang tuanya kaya dan mampu. Lalu bagaimana dengan sebagian besar bangsa yang miskin ini ?
-
Yahudi dan Nasrani. Sudah menjadi hukum alam dan sunnatullah dalam terminologi islam bahwa orang Yahudi dan Nasrani ( yang diwakili oleh barat ) tidak akan rela dengan umat islm sampai umat islam mengikuti agama mereka. ( Qs.Al baqoroh 120 )
Ekspansi barat ini merambah kesetiap elemen pembangunan umat yang terorganisir dengan :
-
Ekploitasi wanita.
-
Pemurtadan
-
Menciptakan keraguan umat terhadap kebenaran dan kemurnian islam.
-
Neo kolonialisme lewat ekonomi, sosial budaya dan politik.
-
Penciptaan citra terhadap negara-negara islam dengan citra yang buruk.
-
Sekulasisasi islam. Islam yang merupakan rahmatan lil aalamin yang meliputi segenap dunia dan akhirat ( baca iman dan amal shaleh ), jasmani dan ruhani mulai dipilah-pilah.
Kepentingan orientalis barat dan para penjajah didalam sekularisasi islam telah banyak diamini oleh banyak pemikir islam dan pengikut-pengikutnya. Sehingga tercipta opini bahwa islam hanya berhubungan masalah akhirat yang temaptnya di Masjid, sedangkan untuk urusan politik kenegaraan cukup diserahkan kepada orang-orang yang bukan ahli agama. Tesis yang kemudian menjadikan negeri ini dikelilingi oleh para koruptor dan ahli zina yang buta terhadap hukum-hukum islam yang berimplikasi pada terciptanya undang-undang dan peraturan pemerintah yang berseberangan dengan hukum islam dan tidak memihak kepentingan umat.
Liberalisasi Islam. Islam agama syaamil-mutakaamil lengkap dan melengkapi, sempurna dan menyempurnakan. Oleh karena itu keberadaannya sudah final dan tidak memerlukan penyempurnaan. Tetapi kekuatan Yahudi dan Nasrani yang memanfaatkan pemikir-pemikir islam telah menodai islam dengan liberalisasinya sebagaimana mereka telah menodai injil dan taurat dengan gerakan yang sama. Islam Liberal adalah gerakan sesat yang menodai agama islam dengan berbagai kiat pendangkalan aqidah dan pencemaran al qur-an melalui Hermenetika dengan penafsiran al qur-an.
Penutup.
Masih sangat banyak persoalan-persoalan umat dan bangsa ini yang belum terselesaikan, mengambang tanpa kesudahan. Tetapi keraguan umat untuk kembali kepada islam masih sangat kental. Oleh karena itu tekad istiqamah dan pembangunan komitmen keislaman sangat diperlukan untuk dapat keluar dari kemelut dan problem yang tiada berkesudahan.
Bila masih masih ragu, kenapa tidak dipastikan. Bila yang lain telah dicoba, kenapa tidak mencoba milik sendiri –islam- yang diturunkan Allah untuk kesejahteraan umat manusia ?
Semoga harapan menjadi kenyataan dan langkah pasti menuju mardlotillah semakin nyata. Amin yaa rabbal aaloamin.
Kandang semangkon, Paciran 24 Desember 2006.